untuk tugas ISD Bab III maaf untuk bu dosen, datanya d fd hilang, tapi sudah saya kumpulkan waktu pengumpulan hard copy.
ESSAY ILMU SOSIAL DASAR (ISD) IV
NAMA : TOPAZ WARIM PUTRA
KELAS : 1TB04 (2012)
MATA KULIAH :
ILMU SOSIAL DASAR
TUGAS :
BAB 4
“Memahami
Dam Menghayati Masalah –Masalah Kepemudaan , Identitasnya Sebagai Pemuda Yang
Sedang Belajar Di Perguruan Tinggi”
Internalisasi Belajar Dan Spesialisasi
- Pengertian Pemuda
Secara hukum pemuda adalah manusia yang
berusia 15 – 30 tahun, secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai
menunjukkan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik, dan secara
agama adalah manusia yang sudah memasuki fase aqil baligh yang ditandai dengan
mimpi basah bagi pria biasanya pada usia 11 – 15 tahun dan keluarnya darah haid
bagi wanita biasanya saat usia 9 – 13 tahun.
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani
berbagai macam – macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat
dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang
akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan
melanjutkan estafet pembangunan.
Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu
identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis sebagai penerus cita –
cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya.
- Pengertian Sosialisasi
1 usaha untuk mengubah milik perseorangan menjadi milik
umum (milik negara): tradisi tidak memperlancar proses -- perusahaan milik
keluarga; 2 proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal
dan menghayati kebudayaan masyarakat dl lingkungannya: tingkat-tingkat
permulaan dr proses -- manusia itu terjadi dl lingkungan keluarga; 3
upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga men-jadi dikenal, dipahami, dihayati
oleh masyarakat; pemasyarakatan;
ber·so·si·a·li·sa·si v melakukan sosialisasi: acara rekreasi itu merupakan salah satu kesempatan bagi anak-anak berkelainan untuk - dng masyarakat;
men·so·si·a·li·sa·si·kan v 1 menjadikan milik umum (milik negara); menjadikan, memperlakukan secara sosialisme; 2 membelajarkan seseorang menjadi anggota masyarakat.(Dalam KBBI)
ber·so·si·a·li·sa·si v melakukan sosialisasi: acara rekreasi itu merupakan salah satu kesempatan bagi anak-anak berkelainan untuk - dng masyarakat;
men·so·si·a·li·sa·si·kan v 1 menjadikan milik umum (milik negara); menjadikan, memperlakukan secara sosialisme; 2 membelajarkan seseorang menjadi anggota masyarakat.(Dalam KBBI)
Sosialisasi adalah sebuah proses
penanaman atau transfer kebiasaan ataunilaidan aturan darisatu generasi ke
generasi lainnya dalam sebuah kelompok ataumasyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan( role theory). Karena dalam
prosessosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh
individu.Berikut ini adalah definisi sosialisasi dari beberapa sosiolog.
Peter L. Berger:
Sosialisasi adalah proses dalam mana seorang anak belajar
menjadi seseorang yang berpartisipasi dalam masyarakat. Yang dipelajari
dalam sosialisasi adalah peran-peran,sehingga teori sosialisasi adalah teori
mengenai peran (role theory).
Robert M.Z. Lawang:
Sosialisasi adalah proses mempelajari nilai, norma, peran
dan persyaratan lainnya yangdiperlukan untuk memungkinkan seseorang dapat
berpartisipasi secara efektif dalamkehidupan sosial.
Horton dan Hunt:
Suatu proses yang terjadi ketika seorang individu
menghayati nilai-nilai dan norma-normakelompok di mana ia hidup sehingga
terbentuklah kepribadiannya.Dalam proses sosialisasi terjadi paling tidak tiga
proses, yaitu:(1). Belajar nilai dan norma(sosialisasi).(2). Menjadikan nilai
dan norma yang dipelajari tersebut sebagai milik diri (internalisasi).(3).
Membiasakan tindakan dan perilaku sesuai dengan nilai dan normayang telah
menjadimiliknya (enkulturasi)
- Internalisasi Belajar Dan Sosialisasi
Internalisasi adalah
perubahan dalam masyarakat. Sedangkan sosialisasi adalah suatu proses
yang mempelajari tentang norma-norma masyarakat yang akan membentuk
keperibadiannnya di lingkungan masyarakat. Jadi jika tidak adanya Internalisasi
dan Sosialisasi di dalam lingkungan masyarakat, maka tidak akan ada perubahan
dilingkungan itu.
- Proses Sosialisasi
Menurut
George Herbert Mead
menjelaskan
bahwa diri manusia berkembang secara bertahapmelalui interaksinya dengan
anggota masyarfakat yang lain, mulai dari play stage, gamestage, dan
generalized other.
Tahap
1: Preparatory
•
Dalam tahap ini individu meniru perilaku orang-orang yang ada di sekitarnya,
tetapi belum mampu memberi makna apapun pada tindakan yang ditiru.•
Merupakan peniruan murni.
Tahap
2: Play StagePlay Stage
,
atau tahap permainan, anak mulai memberi makna terhadap perilaku yang
ditiru.Mulai mengenal bahasa. Mulai mendefinisikan siapa dirinya (identifikasi
diri) sebagaimanadefinisi yang diberikan oleh
merupakan
orang yang secara nyata penting bagi seseorang dalam prosessosialisasi. Bagi
anak-anak dalam tahap
play
stage
,
orangtua merupakan
significant
other
.Bahkan,
anak-anak tidak dapat memilih siapa
significant
other
-nya!Ketika
ada yang menyapa: “Hi, Agus”, maka anak mengerti: “Oh – aku Agus”. “Hi,
Pintar”.“Oh, aku pintar”.“Bodoh banget kamu”.“Oh, aku bodoh banget”, dan
setertusnya. Definisidiri pada tahap ini sebagaimana yang diberikan oleh
Tahap
3 Game Stage
•
Tahap ini berbeda dari tahap permainan, karena tindakan meniru digantikan
dengantindakan yang disadari.• Tidak hanya mengetahui peran yang dijalankannya,
tetapi juga peran orang lain dengansiapa ia berinteraksi.• Bisakah Anda
membedakan antara “bermain bola” dengan “pertandingan sepakbola”?Bermain bola
dapat dilakukan oleh anak-anak pada yang telah mengalami sosialisasitahap
play
stage
,
tetapi bertanding sepakbola baru dapat dilakukan oleh anak-anak yangtelah
mengalami sosialisasi pada tahap
game
stage
.
Mengapa demikian? Karena dalam pertandingan sepakbola ada prosedur dan
tatacara yang harus ditaati. Anak-anak akan memahamitentang prosedur dan
tatacara apabila telah mengalami sosialisasi pada tahap
game
stage
Menurut
Charles H. CooleyCharles H. Cooley
Lebih menekankan peranan interaksi dalam teorinya.
Menurut dia, Konsep Diri (
self concept
)
seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Sesuatu yang
kemudiandisebut
looking-glass
self
terbentuk
melalui tiga tahapan sebagai berikut.
1. Kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain.
Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling
hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di
kelas dan selalu menang di berbagai lomba.
2. Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita.
Dengan pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat,
sang anak membayangkan pandangan orang lain terhadapnya. Ia merasa orang
lain selalu memuji dia, selalu percaya padatindakannya. Perasaan ini bisa muncul
dari perlakuan orang terhadap dirinya. MIsalnya, gurunyaselalu mengikutsertakan
dirinya dalam berbagai lomba atau orang tuanya selalu memamerkannyakepada orang
lain. Ingatlah bahwa pandangan ini belum tentu benar. Sang anak mungkin merasadirinya hebat padahal bila dibandingkan dengan
orang lain, ia tidak ada apa-apanya. Perasaanhebat ini bisa jadi menurun kalau
sang anak memperoleh informasi dari orang lain bahwa adaanak yang lebih
hebat dari dia.
3.
Bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut.
Dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang
hebat, timbul perasaan bangga
dan penuh percaya diri.
- Peranan Sosial Mahasiswa Dan Pemuda Di
Masyarakat
Mahasiswa adalah kelompok
pelajar yang bisa dikatakan sebagai golongan terdidik, karena mampu untuk
mengenyam pendidikan tinggi, di saat sebagian yang lain dalam usia yang sama
masih bergelut dengan kemiskinan dan keterbatasan biaya dalam mengakses
pendidikan, terutama pendidikan tinggi.
Predikat tersebut tentulah
dapat disinonimkan bahwa mahasiswa merupakan kaum intelektual, yang mempunyai
basis keilmuan yang kuat sesuai dengan jurusan yang diambil masing-masing
mahasiswa, yang berarti kemampuan akademik mahasiswa dapat diandalkan sebagai
salah satu asset negara ini. Tetapi, mahasiswa juga merupakan sebuah entitas
social yang selalu berinteraksi dengan masyarakat dari segala jenis lapisan,
sehingga dalam hal ini mahasiswa pun dituntut untuk memainkan peran aktif dalam
kehidupan social kemasyarakatan.
Di tengah kondsi sosial
yang saat ini masih sangat jelas terlihat ketimpangannya, peran mahasiswa
sebagai kaum intelektual pun dituntut untuk dapat bergerak aktif dalam bidang
sosial tersebut. Dengan melihat segala ketimpangan yang dapat berasal dari
berbagai sisi, peran sosial mahasiswa pun dapat diwujudkan kedalam dua aspek,
yaitu sebagai social control dan social development.
Sebagai aktor social
control mahasiswa dapat berperan sebagai elemen pengawal segala jenis
kebijakan pemerintah yang menyangkut hajat hidup orang banyak, mahasiswa juga
dapat menjadi aktor penting dalam mendorong dan memaksa pemerintah dalam
mewujudkan good governance dalam ssstem pemerintahan. Peran aktif mahasiswa
sebagai pengawal dan pendorong good governance ini dilakukan dalam rangka
menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat
Indonesia. Dari segi sejarah, sebagai aktor social control mahasiswa
telah dapat membuktikan perannya dengan dapat menumbangkan rezim Orde Baru yang
bersifat otoriter dan tak jarang bersikap represif terhadap rakyatnya dan
menggantinya denga Orde Reformasi, yang dimana mahasiswa sampai saat ini juga
masih aktif dalam mengawal pemerintahan Dari perilaku meyimpang, seperti
korupsi.
Sebagai aktor dalam social
development, mahasiswa dapat berperan sebagai tenaga-tenaga terdidik yang
dapat menyalurkan keterampilannya kepada masyarakat mengenai isu-isu kemasyarakatan,
misalnya dengan memberikan pelatihan, penyuluhan, advokasi, program
pendampingan masyarakat, kuliah kerja nyata (KKN), dll. Dengan adanya peran social
development tersebut, setidaknya mahasiswa bertindak sebagai instrumen
pemecahan masalah terhadap isu-isu kemasyarakatan. Peran social development
ini juga sebagai upaya advokasi atau bantuan mahasiswa dalam membentuk suatu
tatanan masyarakat yang mandiri demi terwujudnya masyarakat madani..
Kedua aspek peran sosial
mahasiswa tersebut (social control dan social development)
merupakan sebuah pengejawantahan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian
kepada masyarakat. Bentuk pengabdian sosial seperti itulah yang akan
menempatkan mahasiswa sebagai “agen perubahan” yang sebenarnya.
Pemuda Dan Identitas
- Pola Dasar Pembinaan Dan Pengembangan Generasi Muda
Pembinaan generasi muda pada umumnya bertalian erat baik dengan
usaha-usaha pendidikan sekolah (pendidikan for-mil)
maupun dengan kegiatan pendidikan luar sekolah (non- formil). Pengembangan
kehidupan berorganisasi di kalangan generasi
muda dilakukan dalam lingkungan sekolah dan kampus begitu pula di kalangan masyarakat luas
(dalam kepramukaan ataupun organisasi kepemudaan lainnya).
Kebijaksanaan
pengembangan generasi muda dilakukan secara terkoordinasi, terarah, integral
dan komprehensif. Hal ini berarti bahwa
antara satu organisasi/lembaga dengan organisasi/lembaga lainnya dibina
hubungan saling mengisi dan saling membantu dalam rangka meningkatkan
integrasi pemuda dalam pelaksanaan program-program pembangunan serta partisipasinya
dalam proses pembangunan pada umumnya.
Sebagaimana ditetapkan dalam Garis-garis Besar
Haluan Negara pembinaan generasi muda sebagai tunas-tunas bangsa ditujukan agar
mereka dapat menjadi pengganti generasi yang lebih baik, lebih bertanggung
jawab dan lebih mampu mengisi dan membina kemerdekaan bangsa. Selanjutnya
digariskan pula bahwa
wadah-wadah pembinaan pemuda dilakukan melalui lingkungan keluarga, sekolah, organisasi-organisasi
kepemudaan, pramuka dan lain-lainnya.
Sehubungan dengan itu dalam tahun 1974/75 usaha
pembinaan generasi muda telah
dilakukan antara lain melalui serangkaian lokakarya dan seminar, untuk
memantapkan pola pembinaan dan pengembangan yang lebih terkoordinir,
terintegrasi dan serasi. Hal ini diusahakan mengingat bahwa pembinaan generasi
muda sebagai keseluruhan adalah merupakan usaha kerjasama dan saling mengisi
dari berbagai departemen dan lembaga non departemen serta
organisasi masyarakat termasuk organisasi-organisasi pemuda dan remaja sendiri.
Keseluruhan usaha tersebut ditujukan terhadap pemuda dan remaja dari berbagai
kelompok usia, dari pelbagai lingkungan sosial (baik pedesaan maupun perkotaan), yang masih sekolah
ataupun yang kurang
berkesempatan memanfaatkan pendidikan sekolah serta meliputi segi-segi
kehidupan produktif, rekreatif, kesegaran jasmani dan pengembangan rohani.
Langkah-langkah yang telah dilakukan untuk
pembinaan dan pengembangan generasi muda dalam tahun
1974/75, antara lain berbentuk
bantuan kepada Pramuka yang diberikan tanpa mengurangi keleluasaan kepramukaan
sebagai organisasi sukarela yang tersedia bagi kaum remaja. Bantuan tersebut
adalah
untuk penyelenggaraan
pusat-pusat latihan tenaga pembinaan Pramuka dan untuk menggairahkan kegiatan
gugus-gugus Pramuka. Sebagai permulaan telah berhasil dibangun empat buah
gedung Lembaga Cadika, yaitu di Subang, Blora, Sleman dan Jember, serta
penyelenggaraan kursus pembina pelatih Taruna Bumi di tujuh lokasi (di Jakarta,
Subang, Sleman, Ujung Pandang, Menado, Medan dan Padang), kursus-kursus pembina
Pramuka, lokakarya
pendidikan di luar sekolah, latihan
management dan transmigrasi Pramuka di Jakarta.
Dalam pada itu melanjutkan usaha pemberian
kesempatan pada pemuda dan remaja untuk memperoleh berbagai ketrampilan
produktif. Untuk ini dalam tahun 1974/75 telah diselenggarakan latihan-latihan
ketrampilan di daerah pedesaan terutama
untuk pemuda kelompok usia 15 — 24 tahun yang berhasrat menciptakan lapangan
kerja sendiri dalam usaha perbengkelan, las, pertukangan kayu, peternakan ayam
dan lain sebagainya. Tidak kurang dari 1.000
peserta telah memanfaatkan
kesempatan latihan ketrampilan tersebut.
Kegiatan khusus lainnya di daerah pedesaan adalah
pembangunan tiga buah gedung Pusat
Latihan Kegiatan Kepemudaan sebagai
proyek percontohan, yaitu di
Purwokerto, Lumajang dan Ujung Pandang, serta penyelenggaraan kursus-kursus
pembina pelatih Taruna Bumi di tujuh lokasi.
Selanjutnya diusahakan juga agar pemuda
dapat lebih mudah
menggunakan kesempatan-kesempatan latihan kerja yang tersedia dan agar kemudian
berhasil mendapat pekerjaan yang mantap. Dalam rangka usaha ini telah dibangun
empat pusat latihan kerja yang baru masing-masing di Medan, Samarinda, Ujung Pandang
dan Jakarta. Sementara itu telah diambil langkah-langkah persiapan pembangunan
17 buah Pusat Latihan Kerja yang tersebar di berbagai kota kabupaten. Perluasan
dan peningkatan serta penambahan
perlengkapan pada delapan buah
pusat latihan kerja yang ada telah
memungkinkan latihan untuk lebih dari 13.000 tenaga muda dalam
berbagai kejuruan di bidang industri, pertanian dan management. Dengan demikian
maka generasi muda
diberi kesempatan untuk memilih lapangan kerja
sesuai dengan kemampuan dan aspirasinya serta sekaligus
sesuai dengan kebutuhan proses pembangunan.
Pemuda remaja diberi kesempatan pula memilih
sendiri kegiatan olah raga, rekreasi dan
seni budaya sebagai pemanfaatan
sebagian dari waktu mereka. Dalam tahun 1974/75 telah
dikembangkan kegiatan remaja dalam Karang Taruna di 115 kabupaten
dan kotamadya yang tersebar di seluruh Indonesia, yaitu dengan melengkapinya
dengan peralatan pertukangan, olah raga dan kesenian, serta telah ditatar lebih
dari 250 petugas kesejahteraan remaja. Alat-alat olah raga
dan kesenian telah pula
diberikan pada 1.417 SMP dan
417 SMA, di samping alat-alat ketrampilan pada 1.000 SMP.
Dalam rangka meningkatkan fungsi pondok pesantren
sebagai lembaga sosial
keagamaan dan lembaga pendidikan agama yang berperan dalam pembangunan, kepada 42 pondok pesantren telah
diberikan sarana pendidikan ketrampilan berupa alatalat pertanian, peternakan dan pertukangan yang
didahului oleh pesantren dan
latihan dari 350 tenaga pelopor pembaharuan pondok pesantren yang
bersangkutan.
Adapun peranan pemuda remaja dalam pembangunan pertama-tama
dilakukan melalui bentuk-bentuk dan cara-cara kegiatan yang dapat diterima
oleh generasi muda sendiri. Selanjutnya disediakan kesempatan seluas-luasnya
untuk mempersiapkan diri bagi pengambilan peranan kepemimpinan dalam tahap
pembangunan masa mendatang. Di samping itu diadakan wadah-wadah atau
forum-forum di mana para generasi muda dapat mengadakan dialog yang
produktif di antara mereka sendiri serta di antara
pemerintah dengan generasi muda. Dalam rangka ini maka dalam tahun 1974 telah
terbentuk Komite Nasional Pemuda
Indonesia (KNPI) di tingkat
Pusat dan di daerah-daerah.
Akhirnya, masalah
kenakalan remaja mendapatkan perhatian
dengan diselesaikannya Panti Pendidikan Anak Tuna So‑
sial di
Jakarta. Sedangkan usaha rehabilitasi sosial terhadap para remaja korban narkotika antara lain
ditingkatkan dengan diselesaikannya tempat rehabilitasi sosial di Jakarta untuk
melanjutkan keseluruhan proses penyembuhan setelah menjalani perawatan medis.
Usaha-usaha pembinaan generasi muda sebagaimana diuraikan
di atas, termasuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam tahun 1974/75, tidaklah
terlepas dari perkaitannya dengan berbagai usaha di bidang-bidang lain yang
ada hubungannya dengan pemenuhan
keperluan-keperluan pokok dari generasi muda, yaitu di bidang pembangunan kesehatan,
pangan dan gizi, pendidikan di
sekolah dan di luar sekolah, kesejahteraan sosial, perluasan kesempatan kerja
serta kehidupan keagamaan. Dasar pemikiran utama ialah bahwa dalam tahun
1974/75 sebagai tahun pertama pelaksanaan Repelita II secara lebih mendasar
dilanjutkan, ditingkatkan dan
diperluas kegiatan pengembangan generasi muda dengan memberikan
kesempatan-kesempatan pendidikan dan latihan yang mempersiapkan mereka untuk
berpartisipasi dalam pembangunan, melibatkan diri dalam proyek-proyek
pembangunan, pemanfaatan sebagian dari waktu mereka secara produktif dan
rekreatif, serta kesempatan menghayati dan mengamalkan kehidupan beragama.
- 2 Pengertian Pokok Pembinaan Dan Pengembangan Generasi Muda
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda di
tetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam keputusan Menteri
pendidikan dan kebudayaan No : 0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksudnya
agar semua pihak benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga
pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai
sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Susunan Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda :
1. Landasan idiil : Pancasila
2. Landasan konstitusional : UUD 1945
3. Landasan strategis : Garis-garis Besar Haluan Negara
4. Landasan historis : Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
5. Landasan normatif : Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat.
Motivasi dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda bertumpu pada strategi pencapaian tujuan nasional, seperti telah terkandung dalam UUD 1945 alinea IV.
Pembinaaan dan Pengembangan Generasi Muda menyangkut dua pengertian pokok yaitu :
1. Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuan ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
Susunan Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda :
1. Landasan idiil : Pancasila
2. Landasan konstitusional : UUD 1945
3. Landasan strategis : Garis-garis Besar Haluan Negara
4. Landasan historis : Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
5. Landasan normatif : Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat.
Motivasi dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda bertumpu pada strategi pencapaian tujuan nasional, seperti telah terkandung dalam UUD 1945 alinea IV.
Pembinaaan dan Pengembangan Generasi Muda menyangkut dua pengertian pokok yaitu :
1. Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuan ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
- Masalah-Masalah Generasi Muda
Masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa ini
adalah:
1. Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme,
idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda.
2. Kekurangpastian yang dialami oleh
generasi muda terhadap masa depannya
3. Belum seimbangnya jumlah generasi muda
dengan fasilitas pendidikan yang tersedia.
4. Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
5.
Kurangnya
gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan.
6. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di
bawah umur.
7. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan
mental.
8. Pergaulan bebas.
9. Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan
narkotika.
10. Belum adanya peraturan
perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
- Potensi-Potensi Generasi
Muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang
perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
1. Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan
yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar
mampu mencari gagasan baru.
2. Dinamika dan Kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka
memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan
untuk mengadakan perubahan, pembaharuan,
3. Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan,
mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko
itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.
4. Optimis dan Kegairahan
Semangat
Kegagalan tidak menyebabkan
generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki
generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.
5. Sikap Kemandirian dan
Disiplin
Murni Generasi muda
memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.
6. Terdidik
Walaupun dengan
memperhitungkan faktor putus sekolah. Secara menyeluruh baik dalam arti
kualitatif maupun dalam arti kuantitatif.
7. Keanekaragaman dalam
Persatuan dan Kesatuan
Keanekaragaman generasi
muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman
tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif.
8. Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan,
kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda
perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian
dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI.
9. Kemampuan Penguasaan Ilmu
dan Teknologi
Generasi muda dapat
berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila
secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator.
- Tujuan Pokok Sosialisasi
1. Bagi individu: agar dapat hidup secara wajar dalam
kelompo/masyarakatnya, sehinggatidak aneh dan diterima oleh warga masyarakat
lain serta dapat berpartisipasi aktif sebagai anggota masyarakat
2. Bagi masyarakat: menciptakan keteraturan sosial
melalui pemungsian sosialisasi sebagaisarana pewarisan nilai dan norma serta
pengendalian social
Perguruan
Dan Pendidikan
-Pengembangan Potensi Generasi Muda
·
Individu
harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan
kelak di masyarakat.
·
Individu
harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
·
Pengendalian
fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang
tepat.
·
Bertingkah
laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada
lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.
- Pendidikan Dan Perguruan
Tinggi
Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan
penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan
tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik
perguruan tinggi disebut dosen. Menurut jenisnya,
perguruan tinggi dibagi menjadi dua:
·
Perguruan
tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah.
·
Perguruan
tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pihak swasta.
- Alasan Untuk Berkesempatan Mengenyam Pendidikan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan institusi pendidikan tinggi
sebagai penghasil kaum intelektual muda yang cerdas, kreatif dan kompetitif.
Tidaklah mengherankan jika mahasiswa sebagai bagian integral dari unsur
perguruan tinggi selalu dipandang sebagai cikal bakal pemimpin masa depan dan
pionir dalam perubahan menuju kemajuan bangsa.
karena pendidikan tinggi merupakan suatu wadah
kelembagaan tertinggi yang harus digeluti seseorang dalam dunia pendidikan
sebagai manifestasi dari sebuah harapan untuk menjadi seorang yang handal dan
siap pakai, karena dibekali dengan kemampuan intelektualitas, mentalitas dan
spritual yang lebih baik, dibandingkan dengan pendidikan dasar dan menengah.
Bahkan tuntutan akan kebutuhan tenaga kerja
dewasa ini, baik pada badan pemerintah maupun swasta sudah menggunakan standar
sarjana untuk menduduki jabatan-jabatan strategis.
mahasiswa sebagai lulusan yang dibekali
dengan ilmu pengetahuan dan attitude yang baik dan ideal sehingga diaharapkan
mampu terjun dan survive ke dunia kerja, baik sebagai karyawan maupun sebagai
seorang enterpreneurship yang handal dan kompetitif. Sehingga kehadirannya
dalam dunia kerja nantinya bukan menjadi beban negara namun menjadi solusi
terbaik dalam mengurangi tingkat pengangguran yang semakin meningkat dari tahun
ke tahun.
Referensi :
http://batasakhirketikan.wordpress.com/2011/10/14/2-definisi-pemuda/
http://www.artikata.com/arti-351805-sosialisasi.html
http://www.scribd.com/doc/81343724/Definisi-Sosialisasi
http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/09/mengefektifkan-peran-sosial-mahasiswa/
www.bappenas.go.id
http://kampunglinux.blogspot.com/2011/01/pemuda-pemuda-adalah-suatu-generasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/
http://www.unidar.ac.id/2012/02/10/perguruan-tinggi-sebagai-agent-of-change.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar