Minggu, 01 Desember 2013

Dinding Dengan Bata Ciri Utama Rumah Desa Indonesia ?



Pada jaman kerajaan penggunaan batu sebagai bangunan seperti candi-candi, maupun pondasi-pondasi bangunan menjadi suatu yang masih kurang merakyat, contohnya ditemukan hanya pada bangunan yang bersifat megah seperti istana dan candi sebagai salah satu fungsi keagamaan.pada umumnya masyarakat hanya memakai kayu ataupun bambu yang mudah instalasinya dan masih banyak pada masa itu untuk bangunanyang terlihat dari rumah-rumah tradisional yang masih bisa ditemui pada masa kini yang sudah sangat langka.



Terkenal di barat ilmu untuk instalasi batuan dengan mortar(sejenis perekat batuan) disebut 'masonry'. Sejak jaman penjajahan belanda sampai saat ini batu bata masih menjadi material utama dinding di bangunan-bangunan di Indonesia, walaupun semakain berkurang untuk bangunan-bangunan di perkotaan. Pada dasarnya bahan baku batu bata sangat mudah didapat yakni tanah liat yang kemudia dicetak dan dibakar. Maka dari itu mayoritas bangunan dipedesaan memakai dinding batubata.

Batubata memiliki banyak kelebihan seperti ramah lingkungan 'dari tanah kembali ketanah' tanapa perlu campuran bahan kimia, bersifat menyejukan bangunan karna tidak menahan panas, kekuatannya sudah terbukti sampai puluhan tahun dan memajukan kesejahteraan rakyat kecil karena di Indonesia mayoritas diproduksi rumahan selain harganya masih cukup terjangkau jika dibandingkan teknologi terbaru seperti bata hebel produksi pabrikan dan kayu yang semakin langka sehingga harganya melambung tinggi.

Secara konstruksi batau bata memang membutuhkan waktu lama untuk pemasangan hingga kering, dan memiliki beban berat kepada strukturnya, tetapi dengan pertimbangan harga, dan mudahnya bahan baku tersebut didapat, maka batubata masih menjadi khas material dinding bangunan di pedesaan di Indonesia, disamping bilik bambu-bambu jika memiliki budget yang lebih rendah.



Singkat cerita, rumah nenek saya dibangun menggunakan 70.000 batubata yang dibikin sendiri oleh keluarga dan dibutuhkan waktu pembakaran 2 hari, yang pembangunannya dipimpin oleh kakek buyut saya sebagai arsiteknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar